Jumat, 13 Januari 2012

Pendeta dan Pemabuk

Seorang pria mabuk memalak ANGKOT (angkutan kota) di jalan raya. Seorang pendeta yang kebetulan lewat mengenali, ternyata si pemabuk itu adalah salah satu anggota jemaatnya.
Pendetapun menasihati pemabuk itu untuk tidak lagi memalak karena perbuatan tersebut termasuk dosa. Pendeta menyuruh sang pemabuk untuk berdoa mohon ampun dan berjanji tidak lagi memalak angkot. Sang pemabukpun berdoa dan berjanji.
Satu minggu kemudian Pendeta bertemu lagi dengan si pemabuk itu lagi beraksi. Kali ini yang dipalak adalah BIS. Maka Pendetapun mendekatinya lalu bertanya : “Mengapa kamu lakukan lagi?, ‘Kan kamu sudah berdoa dan berjanji tidak memalak lagi…”
Si pemabuk langsung menjawab : “Benar, pak Pendeta.. Tapi pak Pendeta mesti ingat, janji saya minggu lalu itu ‘kan untuk ANGKOT, bukan BIS...., begitu pak Pendeta..!!!”
Pendeta : ????????
(Papus, 14 Desember 2011).

VERSI KUPANG

Laki- laki satu mabok parah ko pajak oto ANGKOT (angkutan kota) di jalan raya. Bapa Pendeda yang kebetulan lewat kenal, ternyata lak-laki mabok tu bapa Pendeta pung salah satu jemaat. Jadi bapa Pendeta togor ko nasehat sang dia bilang jang bapajak oto te itu dosa. Ju bapa Pendeta suruh dia berdoa dan berjanji sonde bapajak angkot lai. Lak-laki mabok iko sa ko berdoa deng berjanji….
Satu minggu kemudian bapa Pendeta ketemu lagi itu laki-laki ada mabok ko pajak, ini kali lak-laki ada pajak BIS.  Trus bapa pendeta pi deka-deka ko tanya tu laki-laki  mabok : “Kenapa bu ulang lai?, ‘kan bu su berdoa deng berjani sonde bapajak lai…”
Itu laki-laki mabok langsung jawab : “Benar bapa Pendeta… Tapi bapa Pendeta inga bae - bae, minggu lalu tu beta berjanji sonde pajak ANGKOT, bukan BIS…, bagitu bapa Pendeta…!!!”.
Bapa pendeta : ???????
(Papus, 14 Desember 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar